Karakteristik Ekonomi Digital
Donn Tapscott juga mengemukakan pendapat mengenai karakteristik ekonomi
digital. Seperti pada gambar mind map, ada 12 karakteristik ekonomi digital
yang dikemukakan Donn Tapscott. Mari simak 12 karakteristik tersebut.
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek penting bagi organisasi. Pengetahuan yang ada
pada manusia akan melahirkan value pada organisasi tersebut.
2. Serba digital (Digitization)
Proses mengubah suatu data analog menjadi data digital. Contohnya terjadinya
transaksi digital sekarang ini, kalau dahulu transaksi dilakukan secara
langsung pada penjual namun sekarang sudah melakukan transaksi digital, tinggal
scan barcode dari hp maka kita sudah sukses melakukan transaksi.
3. Serba virtual (Virtualization)
Yang dulunya untuk melakukan proses jual beli harus bertemu langsung maka
dalam ekonomi digital ini dapat melakukannya secara virtual. Contohnya dalam
dunia maya, seorang pelanggan hanya berhadapan dengan sebuah situs internet
sebagai sebuah perusahaan.
4. Menjadi molekul kecil (Molecularization)
Organisasi yang akan bertahan dalam era ekonomi digital adalah yang berhasil
menerapkan bentuk molekul. Bentuk molekul merupakan suatu sistem dimana
organisasi dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap perubahan dinamis yang
terjadi di lingkungan sekitar perusahaan. Seperti diketahui, pada masa ini
mayoritas organisasi dikelola dengan menggunakan konsep struktur hirarkis atau
yang lebih maju lagi struktur matriks.
5. Internetworking
Tidak ada perusahaan yang dapat bekerja sendiri tanpa menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak lain, demikian salah satu prasyarat untuk dapat berhasil di
dunia maya. Berdasarkan model bisnis yang dipilih, perusahaan terkait harus
menentukan aktivitas inti-nya (core activity) dan menjalin kerja sama dengan
institusi lain untuk membantu melaksanakan proses-proses penunjang (supporting
activities). Contoh dari pihak-pihak yang umum dijadikan sebagai rekanan adalah
vendor teknologi, content partners, merchants, pemasok (supplier), dan lain
sebagainya. Konsep bisnis yang ingin menguasai sumber daya sendiri dari hulu ke
hilir tidak akan bertahan lama di dalam ekonomi digital
6. Tanpa Perantara (Disintermediation)
Ciri khas lain dari arena ekonomi digital adalah kecenderungan berkurangnya
mediator (broker) sebagai perantara terjadinya transaksi antara pemasok dan
pelanggan. Contohnya mediator-mediator dalam aktivitas ekonomi adalah
wholesalers, retailers, broadcasters, record companies, dan lain sebagainya.
Perusahaan-perusahaan klasik yang menggantungkan diri sebagai mediator dengan
sendirinya terpaksa harus gulung tikar dengan adanya bisnis internet. Pasar
bebas memungkinkan terjadinya transaksi antar individu tanpa harus melibatkan
pihak-pihak lain.
7. Convergence
Kunci sukses perusahaan dalam bisnis internet terletak pada tingkat kemampuan
dan kualitas perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga sektor industri, yaitu:
computing, communications, dan content. Komputer yang merupakan inti dari
industri computing merupakan pusat syaraf pengolahan data dan informasi yang
dibutuhkan dalam melakukan transaksi usaha.
8. Innovation
Aktivitas di internet adalah bisnis 24 jam, bukan 8 jam seperti layaknya
perusahaan-perusahaan di dunia nyata. Keunggulan kompetitif (competitive
advantage) sangat sulit dipertahankan mengingat apa yang dilakukan seseorang
atau perusahaan internet lain sangat mudah untuk ditiru. Oleh karena itulah
inovasi secara cepat dan terus-menerus dibutuhkan agar sebuah perusahaan dapat
bertahan. Manajemen perusahaan harus mampu menemukan cara agar para pemain
kunci di dalam organisasi (manajemen dan staf) dapat selalu berinovasi seperti
layaknya perusahaan-perusahaan di Silicon Valley. Konsep learning organization
patut untuk dipertimbangkan dan diimplementasikan di dalam perusahaan.
9. Prosumption
Di dalam ekonomi digital batasan antara konsumen dan produsen yang selama
ini terlihat jelas menjadi kabur. Hampir semua konsumen teknologi informasi
dapat dengan mudah menjadi produsen yang siap menawarkan produk dan jasanya
kepada masyarakat dan komunitas bisnis. Contohnya adalah seseorang yang harus
membayar 5 dolar US untuk mendapatkan akses ke dalam sebuah sistem mailing
list. Kemudian yang bersangkutan membuat sebuah komunitas mailing list dimana
setiap anggotanya harus membayar 1 dolar US kepadanya. Dalam waktu singkat yang
bersangkutan telah dapat memperoleh untung dari usaha kecil tersebut. Dalam
konteks ini, individu yang bersangkutan dikategorikan sebagai prosumer.
10. Immediacy
Di dunia maya, pelanggan dihadapkan pada beragam perusahaan yang menawarkan
produk atau jasa yang sama. Dalam memilih perusahaan, mereka hanya menggunakan
tiga kriteria utama. Secara prinsip mereka akan mengadakan transaksi dengan
perusahaan yang menawarkan produk atau jasanya secara cheaper, better, dan
faster dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Mengingat bahwa switching cost
di internet sangat mudah dan murah, maka pelanggan akan terus menerus mencari
perusahaan yang paling memberikan benefit tertinggi baginya. Melihat hal inilah
maka perusahaan harus selalu peka terhadap berbagai kebutuhan pelanggan yang
membutuhkan kepuasan pelayanan tertentu.
11. Globalization
Esensi dari globalisasi adalah runtuhnya batas-batas ruang dan waktu (time
and space). Pengetahuan atau knowledge sebagai sumber daya utama, tidak
mengenal batasan geografis sehingga keberadaan entitas negara menjadi kurang
relevan di dalam menjalankan konteks bisnis di dunia maya. Seorang kapitalis
murni akan cenderung untuk melakukan bisnisnya dari sebuah tempat yang murah
dan nyaman, menjual produk dan jasanya kepada masyarakat yang kaya, dan hasil
keuntungannya akan ditransfer dan disimpan di bank yang paling aman dan
memberikan bunga terbesar. Segmentasi market yang selama ini sering dilakukan
berdasarkan batas-batas waktu dan ruang pun harus didefnisikan kembali
mengingat bahwa seluruh masyarakat telah menjadi satu di dalam dunia maya, baik
komunitas produsen maupun konsumen.
12. Discordance
Ciri khas terakhir dalam ekonomi digital adalah terjadinya fenomena
perubahan struktur sosial dan budaya sebagai dampak konsekuensi logis terjadinya
perubahan sejumlah paradigma terkait dengan kehidupan sehari-hari. Semakin
ringkasnya organisasi akan menyebabkan terjadinya pengangguran dimana-mana,
mata pencaharian para mediator (brokers) menjadi hilang, para pekerja menjadi
workoholic karena persaingan yang sangat ketat, pengaruh budaya barat sulit
untuk dicegah karena dapat diakses bebas oleh siapa saja melalui internet, dan
lain sebagainya merupakan contoh fenomena yang terjadi di era ekonomi digital.
Ketidaksiapan sebuah organisasi dalam menghadapi segala kemungkinan dampak
negatif yang timbul akan berakibat buruk (bumerang) bagi kelangsungan hidup
perusahaan
Komentar
Posting Komentar